Politeknik Industri Logam Morowali Kementerian Perindustrian(PILM-Kemenperin) kedatangan tamu istimewa. Selasa(20/2) pagi, tiga bus membawa rombongan tamu dari Jakarta tiba di PILM. Rombongan terdiri dari perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, perwira angkatan laut, cendikiawan, hingga social media influencer dan vlogger. Kedatangan mereka merupakan rangkaian dari kunjungan ke Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Lewat kunjungan ini, mereka ingin menyaksikan langsung pesatnya perkembangan daerah Morowali, khususnya masyarakat di sekitar Kawasan Industri.
Sebagai puncak kegiatan, rombongan menelusuri berbagai fasilitas di Politeknik Industri Logam Morowali yang merupakan satu-satunya politeknik negeri di Kabupaten Morowali. Pasalnya, politeknik yang berada di bawah Kementerian Perindustrian RI ini memang menjadi pionir pembangunan kualitas sumber daya manusia di Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Morowali dan sekitarnya.
Direktur PILM-Kemenperin, Prof. Dr. Ir. Isa Setiasyah Toha, M.Sc., memimpin penyambutan para tamu. Profesor ITB yang juga pernah menjadi Direktur Politeknik Manufaktur Bandung ini menyampaikan kondisi terkini di Politeknik Industri Logam Morowali. Prof. Isa memaparkan, saat ini Politeknik Industri Logam Morowali masih terus mengoptimalkan pengembangan fondasi kepoliteknikan di berbagai lini.
Dari segi fasilitas akademik, perlengkapan praktik di laboratorium serta Pusat Inovasi Logam masih terus dikembangkan. Kerja sama di bidang pendidikan pun terus digalakkan. Hingga saat ini, PILM-Kemenperin telah bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan, antara lain Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan Akademi Teknik Industri Makasar. Kerja sama tersebut meliputi pengiriman tenaga ahli, dosen, pengembangan kurikulum, hingga transfer of knowledge melalui berbagai program dan kegiatan.
Apresiasi atas perkembangan PILM-Kemenperin disampaikan cendikiawan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Prof. DR. rer. Nat. Evvy Kartini. Pakar teknologi nuklir, nano-teknologi dan nano-material yang juga mengajar di Universitas Indonesia ini menilai, kualitas pendidikan di PILM tak kalah dengan politeknik lain di kota-kota besar.
Lebih lanjut, Prof. Evvy berharap, jejaring yang dikembangkan Politeknik Industri Logam Morowali dengan berbagai universitas dan pelaku industri dapat terus diperkuat. “Bisa juga mahasiswa dikirimkan untuk kerja praktik di lembaga-lembaga penelitian yang ada di kawasan lain untuk lebih mengasah kemampuan dalam bidang inovasi,” imbuhnya.
Pengembangan Politeknik Industri Logam Morowali memang menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Pasalnya, perkembangan industri di Kawasan Industri Morowali dan sekitarnya semakin pesat. Kondisi ini mendorong tingginya kebutuhan akan tenaga kerja yang berkualitas. Melalui Politeknik Industri Logam Morowali, pemerintah menargetkan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Sulawesi Tengah, khususnya warga di sekitar Kawasan Industri Morowali. Nantinya, lulusan PILM-Kemenperin ditargetkan menjadi tenaga kerja berkualitas di bidang teknologi pengolahan logam.
Prof. Evvy Kartini juga menyoroti sistem pendidikan berkonsep link and match dengan kawasan industri yang diterapkan PILM-Kemenperin. Ia menilai, sistem perkuliahan berbasis praktik dengan kerja magang selama dua semester di Indonesia Morowali Industrial Park yang diterapkan PILM-Kemenperin sangat tepat. “Sistem magang selama dua semester yang bekerja sama dengan pelaku industri di Indonesia Morowali Industrial Park ini sangat bagus, karena kita berharap, in the future, tenaga ahli yang ada di IMIP itu berasal dari sini,” pungkasnya.